Konservasi Tanah dan Air – Pada masa sekarang ini, aktivitas manusia sangat sedikit sekali yang memperlambat laju erosi. Sebaliknya berbagai aktivitas manusia semakin mempercepat laju erosi.
Apabila hal ini dibiarkan secara terus-menerus, akibatnya akan terjadi kerusakan daya tanah dan lahan.
Pengertian Konservasi Tanah
Mengingat bahaya erosi yang merugikan bagi lingkungan, maka perlu dilakukan berbagai usaha pencegahan (pengendalian) erosi tanah. Pengendalian erosi dapat dilakukan melalui tiga metode yang dikenal dengan metode konservasi tanah.
Konservasi tanah adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teralur guna mengurangi dan mencegah tanah dengan cara pelestarian.
Prinsip Konservasi Tanah
Dalam konservasi tanah yang dilakukan adalah menggunakan tanah berdasarkan kemampuannya dan memberlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.
Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya tanah tidak rusak dan tetap produktif.
Oleh karena itu, strategi dalam konservasi tanah harus mengarah pada prinsip dan ketentuan sebagai berikut :
- Melindungi tanah dari air hujan dengan penutup permukaan tanah.
- Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
- Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
- Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan lahan.
Metode Konservasi Tanah
Metode konservasitanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut :
Metode Vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatif dilakukan dengan pengelolaan atau penanaman tanaman dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menekan laju erosi dan aliran permukaan.
Usaha konservasi tanah yang termasuk dalam metode vegetatif adalah sebagai berikut :
Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Tanaman ini sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi dan aliran permukaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan sekaligus meningkatkan produktivitas tanah.
Penanaman Strip (Strip Cropping)
Merupakan upaya penanaman tanaman dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam dalam strip yang bersalang-seling pada sebidang tanah dan disusun berdasarkan garis kontur atau memotong arah lereng.
Cara-cara yang dapat dilakukan dengan penanaman strip adalah:
- Penanaman strip berdasarkan garis kontur (contour strip cropping) merupakan penanaman yang dilakukan sejajar dengan garis kontur,
- Penanaman strip lapangan (field strip cropping), merupakan penanaman yang dilakukan dengan memotong lereng dengan lebar strip yang sama, dan
- Penanaman strip penyangga (buffer strip cropping), merupakan penanaman yang mana di antara tanaman pokok ditanami tanaman penyangga (pengawet tanah), misalnya tanaman kacang-kacangan.
Penanaman Berganda (Multiple Cropping)
Adalah sistem penanaman dengan cara menggunakan beberapa jenis tanaman yang ditananam secara bersamaan, disisipkan, atau digilir pada sebidang tanah.
Penanaman berganda dapat dilakukan dengin cara-cara berikut.
- Tumpang Sari (lntercropping) : Merupakan sistem penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam secara serentak pada sebidang lahan.
- Penanaman Beruntun (Sequential Cropping) : Merupakan sistem penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang lahan, yang mana tanaman kedua ditanam bersamaan dengan panen tanaman pertama.
- Tumpang Gilk (Relay Cropping) : Merupakin sistem penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang lahan, di mana tanaman kedua tanam setelah penanaman pertama berbunga.
Penghutanan Kembali (Reboisasi)
Merupakan usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali tanah-tanah yang telah gundul sehingga fungsi hutan dapat dipenuhi kembali, baik untuk keperluan produksi, pengaturan tata air serta perlindungan alam, maupun sosial budaya.
Metode Mekanis
Metode konservasi tanah secara mekanis adalah metode untuk mengawetkan tanah yang dilakukan dengan teknik teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran air.
Metode mekanis dapat dilakukan dengan pembuatan teras (terasering) dan bendungan pengendali (cekdam).
Pembuatan Terasering (Terrace Farming)
Pembuatan terasering bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran permukaan.
Selain itu, pembuatan teras juga memberikan kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah (infiltrasi), bahkan ada juga teras yang dibuat supaya tanah dapat menyimpan air.
Pembuatan Bendungan Pengendali (Cekdam)
Dam Adalah waduk kecil dengan konstruksi khusus yang dibuat di daerah berbukit dengan kemiringan lereng di bawah 30%.
Tujuan pembuatan bendungan ini adalah untuk menampung aliran air permukaan dan sedimen hasil erosi, sehingga meningkatkan jumlah air yang akan meresap ke dalam tanah.
Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat menyediakan air selama musim kemarau.
Metode Kimiawi
Metode konservasi tanah secara kimiawi merupakan usaha mencegah erosi dengan menggunakan bahan-bahan penyubur tanah. Bahan-bahan penyubur tanah ini digunakan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tahan terhadap erosi.